Rusia, Iran dan Suriah Bangun Markas Komando Bersama di Irak

Indonesian Free Press -- Rusia, Iran dan Suriah membangun markas komando bersama di Baghdad, Irak. Demikian laporan situs militer military.com, mengutip media Amerika Fox News, Jumat (25/9).

Sumber-sumber inteligen barat menyebutkan bahwa sejumlah perwira tinggi lapangan Rusia terlibat dalam komando bersama itu dalam memerangi kelompok ISIS di Suriah. Namun para pejabat Amerika masih belum bisa memastikan apakah Irak terlibat juga dalam komando bersama itu.

Kabar ini terkait dengan peningkatan militer Rusia di Suriah untuk membantu regim Bashar al Assad memerangi kelompok teroris yang memeranginya selama 4 tahun lebih. Langkah Rusia tersebut, sebut para pengamat internasional, memporak-porandakan skenario Amerika dan sekutu-sekutunya bagi pergantian regim Bashar al Assad dengan regim baru yang lebih 'bersahabat' dengan barat.

Menyusul langkah mengejutkan Rusia, para pejabat Amerika dan sekutu-sekutunya kini tidak lagi menyerukan 'pergantian regim' di Suriah.

"Antara tuntutan bagi Assad untuk mundur atau membiarkannya berkuasa selama 17 tahun, ada celah yang namanya negosiasi," kata Menlu Perancis Laurent Fabius, mencerminkan perubahan besar sikap politik negara-negara barat.

Hal yang sama telah dikatakan juga oleh Menlu As John Kerry, dan juga Presiden Turki Erdogan dalam kunjungannya ke Rusia minggu ini.

Selain dukungannya terhadap Suriah, Rusia juga telah meningkatkan hubungannya dengan Irak paska penarikan pasukan Amerika tahun 2011 lalu. Bulan Mei lalu Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi terbang ke Moskow untuk merundingkan pembelian peralatan militer Rusia dan kerjasama inteligen kedua negara, pada saat Irak juga tengah berperang melawan kelompok ISIS yang menguasai sebagian wilayah barat dan utara negara itu.

Fox News
melaporkan, berdasarkan keterangan para pejabat Amerika, bahwa sampai saat ini Rusia telah mengirimkan setidaknya 24 pesawat tempur ke Suriah. Pesawat-pesawat tempur itu adalah 12 Sukhoi Su-25 �Frogfoot� dan 12 Sukhoi Su-24 �Fencer�. Ini di luar 4 pesawat SU-30 yang terkonfirmasi keberadaannya di Suriah melalui foto satelit, sebagaimana telah dilaporkan di IFP. Ini belum termasuk 6 pesawat Mig-31 yang dikirim Rusia untuk angkatan udara Suriah.

Pesawat-pesawat itu terbang bersama pesawat kargo An-124, yang terbang dari Rusia melalui Iran dan Irak. Di Irak pesawat-pesawat tempur itu mengisi bahan bakar tambahan untuk bisa melanjutkan ke Suriah. Di duga pesawat-pesawat tempur itu terbang dalam formasi rapat tepat di bawah pesawat kargo, untuk menghindarkan pantauan radar-radar Amerika.

Menurut media penerbangan Aviationist, pesawat-pesawat Rusia itu mendarat ke pangkalan udara Hamadan, Iran, pada tanggal 18-19 September lalu.

Pesawat-pesawat tempur itu kini telah berada di pangkalan udara Bassel al-Assad (Jableh) di Latakia. Di pangkalan udara ini juga Rusia telah mengirimkan sepasukan marinir yang diperkuat dengan helikopter-helikopter serbu dan pengangkut, sejumlah tank T-90, rudal-rudal Patsir S-1 dan artileri. Beberapa kilometer di selatan Latakia terdapat pangkalan laut Rusia di Tartus di mana sejumlah kapal perang Rusia berlabuh.

Kehadiran militer Rusia itu disebut-sebut telah menimbulkan dampak sangat signifikan bagi militer Suriah. Bersama dengan data inteligen yang diberikan Rusia, operasi-operasi militer Suriah menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Sejumlah laporan juga menyebutkan, militer Suriah telah membebaskan kota kuno umat Kristen Palmyra yang memiliki arti simbolis yang penting.(ca)
Rusia, Iran dan Suriah Bangun Markas Komando Bersama di Irak Rusia, Iran dan Suriah Bangun Markas Komando Bersama di Irak Reviewed by mm on 03:27:00 Rating: 5
Powered by Blogger.