Tidak Perlu Diragukan, CIA-Mossad-ISIS Terlibat dalam Jatuhnya Pesawat Rusia
Indonesian Free Press -- "Sejauh yang saya tahu, ISIS dan kelompok-kelompok sejenis tidak memiliki kapasitas untuk menembak jatuh pesawat terbang yang terbang di ketinggian sekitar 10.000 meter," kata mantan pejabat anti-terror Inggris Charles Shoebridge kepada Russia Today, Minggu (1 November).
"Tidak, hal itu tidak perlu dipertanyakan. Saya mantan penerbang angkatan udara dan saya memiliki pengetahuan tentang cara menembak pesawat yang terbang tinggi yang membutuhkan peralatan yang hanya dimiliki oleh sebuah negara. Ini membutuhkan beberapa peralatan canggih: radar pencari, radar untuk menentukan posisi sasaran, radar untuk mengontrol tembakan. Hanya negara yang memiliki peralatan seperti itu, tidak satu kelompok (teroris) pun yang memilikinya," kata Wail al-Madawi, mantan Menteri Penerbangan Sipil Mesir, juga kepada Russia Today.
Ketika kabar tentang jatuhnya pesawat penumpang Rusia di atas Sinai, hari Sabtu (31 Oktober) lalu muncul, dan disusul kemudian dengan klaim kelompok ISIS sebagai pelaku penembak pesawat itu, para pakar terorisme dan penerbangan membantah klaim tersebut. Sebaliknya mereka merujuk pada Israel dan Amerika, atau kerjasama Israel-Amerika-ISIS sebagai pelakunya.
Bagi ISIS, mengklaim sebagai penembak jatuh pesawat Rusia bisa mengobati 'pening kepala' mereka setelah Rusia menghancurkan posisi-posisi mereka di Suriah sehingga menurunkan moral anggotanya begitu rupa. Maka, mereka dengan senang hati akan mengklaim sebagai penembak pesawat Rusia meski pesawat itu jatuh karena tabrakan dengan burung sekalipun. Sebaliknya, bagi Amerika dan Israel klaim ISIS itu setidaknya akan mengaburkan pandangan publik atas keterlibatan mereka.
Sebagaimana diketahui, langkah Rusia menyerang kelompok-kelompok pemberotak Suriah telah memporak-porandakan agenda besar mereka untuk mengganti regim Bashar al Assad sebagai pemimpin Suriah. Jatuhnya pesawat Rusia oleh mereka akan memberikan pesan kepada Rusia untuk menghentikan aksinya di Suriah.
Sementara 'dipilihnya' Sinai, Mesir, sebagai lokasi jatuhnya pesawat itu juga tanpa alasan, yaitu adanya dukungan yang mengejutkan Mesir terhadap aksi Rusia di Suriah. Padahal selama ini Mesir dikenal sebagai pendukung pelengseran Bashar al Assad.
Pada akhirnya Rusia tentu akan mengetahui siapa penanggungjawab jatuhnya pesawat yang menewaskan 224 penumpang dan awaknya itu. Bisa saja pesawat itu ditembak dengan rudal-rudal Israel, rudal-rudal Amerika yang ditembakkan dari kapal perang, atau senjata EMP yang ditembakkan dari satelit di luar angkasa. Namun Rusia juga tidak akan memulai perang nuklir dengan Amerika hanya karena masalah ini. Maksimal Rusia akan melakukan hal yang sama terhadap pesawat sipil Amerika atau Israel, tergantung tega tidaknya Presiden Vladimir Putin. Atau Rusia akan menerima 'pesan' Amerika itu dengan menghentikan aksinya di Suriah.
Namun Putin tentu sudah mengkalkulasi risiko seperti ini ketika memutuskan melancarkan serangan udara di Suriah. Tergantung seberapa penting orang-orang yang meninggal dalam musibah jatuhnya pesawat penumpang di Sinai, Rusia akan meningkatkan serangannya terhadap posisi-posisi ISIS di Suriah. Kita akan melihatnya dalam waktu dekat ini.(ca)
"Tidak, hal itu tidak perlu dipertanyakan. Saya mantan penerbang angkatan udara dan saya memiliki pengetahuan tentang cara menembak pesawat yang terbang tinggi yang membutuhkan peralatan yang hanya dimiliki oleh sebuah negara. Ini membutuhkan beberapa peralatan canggih: radar pencari, radar untuk menentukan posisi sasaran, radar untuk mengontrol tembakan. Hanya negara yang memiliki peralatan seperti itu, tidak satu kelompok (teroris) pun yang memilikinya," kata Wail al-Madawi, mantan Menteri Penerbangan Sipil Mesir, juga kepada Russia Today.
Ketika kabar tentang jatuhnya pesawat penumpang Rusia di atas Sinai, hari Sabtu (31 Oktober) lalu muncul, dan disusul kemudian dengan klaim kelompok ISIS sebagai pelaku penembak pesawat itu, para pakar terorisme dan penerbangan membantah klaim tersebut. Sebaliknya mereka merujuk pada Israel dan Amerika, atau kerjasama Israel-Amerika-ISIS sebagai pelakunya.
Bagi ISIS, mengklaim sebagai penembak jatuh pesawat Rusia bisa mengobati 'pening kepala' mereka setelah Rusia menghancurkan posisi-posisi mereka di Suriah sehingga menurunkan moral anggotanya begitu rupa. Maka, mereka dengan senang hati akan mengklaim sebagai penembak pesawat Rusia meski pesawat itu jatuh karena tabrakan dengan burung sekalipun. Sebaliknya, bagi Amerika dan Israel klaim ISIS itu setidaknya akan mengaburkan pandangan publik atas keterlibatan mereka.
Sebagaimana diketahui, langkah Rusia menyerang kelompok-kelompok pemberotak Suriah telah memporak-porandakan agenda besar mereka untuk mengganti regim Bashar al Assad sebagai pemimpin Suriah. Jatuhnya pesawat Rusia oleh mereka akan memberikan pesan kepada Rusia untuk menghentikan aksinya di Suriah.
Sementara 'dipilihnya' Sinai, Mesir, sebagai lokasi jatuhnya pesawat itu juga tanpa alasan, yaitu adanya dukungan yang mengejutkan Mesir terhadap aksi Rusia di Suriah. Padahal selama ini Mesir dikenal sebagai pendukung pelengseran Bashar al Assad.
Pada akhirnya Rusia tentu akan mengetahui siapa penanggungjawab jatuhnya pesawat yang menewaskan 224 penumpang dan awaknya itu. Bisa saja pesawat itu ditembak dengan rudal-rudal Israel, rudal-rudal Amerika yang ditembakkan dari kapal perang, atau senjata EMP yang ditembakkan dari satelit di luar angkasa. Namun Rusia juga tidak akan memulai perang nuklir dengan Amerika hanya karena masalah ini. Maksimal Rusia akan melakukan hal yang sama terhadap pesawat sipil Amerika atau Israel, tergantung tega tidaknya Presiden Vladimir Putin. Atau Rusia akan menerima 'pesan' Amerika itu dengan menghentikan aksinya di Suriah.
Namun Putin tentu sudah mengkalkulasi risiko seperti ini ketika memutuskan melancarkan serangan udara di Suriah. Tergantung seberapa penting orang-orang yang meninggal dalam musibah jatuhnya pesawat penumpang di Sinai, Rusia akan meningkatkan serangannya terhadap posisi-posisi ISIS di Suriah. Kita akan melihatnya dalam waktu dekat ini.(ca)
Tidak Perlu Diragukan, CIA-Mossad-ISIS Terlibat dalam Jatuhnya Pesawat Rusia
Reviewed by mm
on
16:52:00
Rating: