Kecut dengan Senjata Rusia di Suriah, Armada F-15 Amerika Tinggalkan Turki
Indonesian Free Press -- Sebanyak 12 pesawat F-15 Amerika yang ditempatkan di pangkalan udara Incirlik, Turki, meninggalkan pangkalan itu ke pangkalan udara Lakenheath, Inggris, Rabu lalu (17 Desember).
Komando Amerika di Eropa (EUCOM) mengatkan pemindahan itu tidak mempengaruhi kemampuan Amerika dan Turki dalam mempertahankan kedaulatan Turki sebagai anggota NATO, serta kampanye memerangi kelompok teroris ISIL.
Amerika menggelar pesawat-pesawat F-15 di Incirlik sejak November lalu atas permintaan Turki dengan alasan memperkuat pertahanan udara Turki dari ancaman Suriah sekaligus untuk melakukan misi udara melawan kelompok ISIS. Sejumlah pengamat inteligen menyebutkan pesawat-pesawat tempur itu terlibat memberikan pengawalan terhadap pesawat-pesawat F-16 Turki saat menembak jatuh pesawat SU-24 Rusia tanggal 24 November lalu.
"Selama penempatan pesawat-pesawat itu telah disepakati bahwa semua misi-misi patroli udara dilakukan oleh pilot-pilot Amerika dengan pesawat-pesawat Amerika," kata EUCOM tentang kerjasama itu.
"Penempatan ini tidak hanya untuk memenui permintaan negara sekutu, namun sekaligus menjadi 'latihan' bagi kemampuan Amerika untuk menggelar kekuatan udara dalam waktu singkat, ke Turki, jika dibutuhkan," tambah EUCOM.
Namun keberadaan sistem pertahanan udara S-400 dan S-300 di utara Suriah oleh Rusia membuat keberadaan pesawat-pesawat itu tidak lagi diperlukan. Dengan sistem pertahanan udara itu Rusia secara 'mutlak' menguasai wilayah udara di selatan Turki mencakup hampir seluruh perbatasan dengan Suriah, sehingga Amerika harus 'meminta ijin' Rusia setiap hendak menerbangkan pesawatnya agar tidak menjadi sasaran rudal-rudal S-400 dan S-300 Rusia. Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memberikan perintah tegas kepada seluruh kekuatan militer Rusia untuk menghancurkan setiap ancaman terhadap militer Rusia di Suriah.
Tentang penarikan tersebut, Bloomberg mengutip keterangan mantan analis Iran di US Central Command, yang mengatakan, "Rusia, dengan langkah-langkahnya telah mendikte pergerakan udara (di Suriah dan Turki). Amerika melihat Rusia berusaha membuat pesawat-pesawat mereka tidak berguna, dan Amerika menyetujuinya."(ca)
Komando Amerika di Eropa (EUCOM) mengatkan pemindahan itu tidak mempengaruhi kemampuan Amerika dan Turki dalam mempertahankan kedaulatan Turki sebagai anggota NATO, serta kampanye memerangi kelompok teroris ISIL.
Amerika menggelar pesawat-pesawat F-15 di Incirlik sejak November lalu atas permintaan Turki dengan alasan memperkuat pertahanan udara Turki dari ancaman Suriah sekaligus untuk melakukan misi udara melawan kelompok ISIS. Sejumlah pengamat inteligen menyebutkan pesawat-pesawat tempur itu terlibat memberikan pengawalan terhadap pesawat-pesawat F-16 Turki saat menembak jatuh pesawat SU-24 Rusia tanggal 24 November lalu.
"Selama penempatan pesawat-pesawat itu telah disepakati bahwa semua misi-misi patroli udara dilakukan oleh pilot-pilot Amerika dengan pesawat-pesawat Amerika," kata EUCOM tentang kerjasama itu.
"Penempatan ini tidak hanya untuk memenui permintaan negara sekutu, namun sekaligus menjadi 'latihan' bagi kemampuan Amerika untuk menggelar kekuatan udara dalam waktu singkat, ke Turki, jika dibutuhkan," tambah EUCOM.
Namun keberadaan sistem pertahanan udara S-400 dan S-300 di utara Suriah oleh Rusia membuat keberadaan pesawat-pesawat itu tidak lagi diperlukan. Dengan sistem pertahanan udara itu Rusia secara 'mutlak' menguasai wilayah udara di selatan Turki mencakup hampir seluruh perbatasan dengan Suriah, sehingga Amerika harus 'meminta ijin' Rusia setiap hendak menerbangkan pesawatnya agar tidak menjadi sasaran rudal-rudal S-400 dan S-300 Rusia. Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memberikan perintah tegas kepada seluruh kekuatan militer Rusia untuk menghancurkan setiap ancaman terhadap militer Rusia di Suriah.
Tentang penarikan tersebut, Bloomberg mengutip keterangan mantan analis Iran di US Central Command, yang mengatakan, "Rusia, dengan langkah-langkahnya telah mendikte pergerakan udara (di Suriah dan Turki). Amerika melihat Rusia berusaha membuat pesawat-pesawat mereka tidak berguna, dan Amerika menyetujuinya."(ca)
Kecut dengan Senjata Rusia di Suriah, Armada F-15 Amerika Tinggalkan Turki
Reviewed by mm
on
20:06:00
Rating: