Saudi Kelabakan Cari Jalan Keluar dari Yaman
Indonesian Free Press -- Sembilan bulan sudah Saudi Arabia dan koalisi Arab yang dipimpinnya, termasuk Mesir dan Sudan, melancarkan serangan gencar ke Yaman dengan tujuan mendudukkan kembali mantan presiden Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan. Sudah lebih dari 2.000 prajuritnya tewas dan lebih dari Rp1.000 triliun dihabiskan Saudi Arabia untuk mewujudkan ambisinya itu, namun semuanya jauh dari harapan. Sebaliknya, Saudi kini terancam oleh invasi pasukan Yaman yang telah menduduki sebagian wilayah perbatasan kedua negara.
Menurut Ali al-Ahmed, Direktur Institute for the [Persian] Gulf Affairs (IGA) yang berbasis di Washington, Amerika. Saudi Arabia kini tengah berusaha keras untuk meninggalkan konflik Yaman, tanpa harus kehilangan muka. Hal inilah yang menyebabkan disepakatinya gencatan senjata yang akan dimulai pada tanggal 14 Desember dan diikuti dengan perundangan damai yang digelar di Genewa atas inisiatif PBB.
Padahal selama ini Saudi selalu mengabaikan seruan masyarakat internasional untuk mengakhiri aksi barbarnya di Yaman yang telah menewaskan ribuan warga sipil tak berdosa dan menghancurkan infrastruktur Yaman.
"Selama ini mereka selalu melanggar perjanjian gencatan senjata, namun kali ini lain ceritanya. Saya melihat tanda-tanda bahwa Saudi tengah mencari alasan untuk keluar dari Yaman," katanya dalam wawancara dengan kantor berita Iran Press TV, Minggu (13/12).
"Itulah sebabnya mereka tampak tidak ingin perundingan kali ini gagal. Sangat jelas bahwa mereka telah menghabiskan lebih dari $80 miliar (lebih dari Rp1.000 triliun). Kini mereka harus menelan racun kekalahan," tambahnya.
Sejak awal konflik, FIP telah meramalkan kekalahan Saudi Arabia dan koalisi yang dipimpinnya (lihat disini). Saudi bukan bangsa yang pernah berperang panjang di negeri orang. Sebaliknya, Yaman adalah bangsa kaum militan. Bahkan Kekhilafahan Turki yang pernah menguasai sebagian besar Timur Tengah, gagal menaklukkan Yaman.
Alih-alih, Saudi kini telah kehilangan sejumlah wilayahnya yang dikuasai pasukan Yaman.
"Pada hari Sabtu (12 Desember), pasukan Yaman menguasai Desa Almhjm dan Desa Alser di Provinsi Jizan Province. Selain itu mereka juga menduduki empat pangkalan militer Saudi di provinsi Saudi itu," demikian tulis media Iran Press TV, mengutip laporan media Yaman Al-Masirah TV.
Selain Provinsi Jizan, pasukan reguler Yaman yang dibantu milisi bersenjata Yaman juga telah menguasai sejumlah kota di Provinsi Najran dan Provinsi Ma�arib, Saudi Arabia.(ca)
Menurut Ali al-Ahmed, Direktur Institute for the [Persian] Gulf Affairs (IGA) yang berbasis di Washington, Amerika. Saudi Arabia kini tengah berusaha keras untuk meninggalkan konflik Yaman, tanpa harus kehilangan muka. Hal inilah yang menyebabkan disepakatinya gencatan senjata yang akan dimulai pada tanggal 14 Desember dan diikuti dengan perundangan damai yang digelar di Genewa atas inisiatif PBB.
Padahal selama ini Saudi selalu mengabaikan seruan masyarakat internasional untuk mengakhiri aksi barbarnya di Yaman yang telah menewaskan ribuan warga sipil tak berdosa dan menghancurkan infrastruktur Yaman.
"Selama ini mereka selalu melanggar perjanjian gencatan senjata, namun kali ini lain ceritanya. Saya melihat tanda-tanda bahwa Saudi tengah mencari alasan untuk keluar dari Yaman," katanya dalam wawancara dengan kantor berita Iran Press TV, Minggu (13/12).
"Itulah sebabnya mereka tampak tidak ingin perundingan kali ini gagal. Sangat jelas bahwa mereka telah menghabiskan lebih dari $80 miliar (lebih dari Rp1.000 triliun). Kini mereka harus menelan racun kekalahan," tambahnya.
Sejak awal konflik, FIP telah meramalkan kekalahan Saudi Arabia dan koalisi yang dipimpinnya (lihat disini). Saudi bukan bangsa yang pernah berperang panjang di negeri orang. Sebaliknya, Yaman adalah bangsa kaum militan. Bahkan Kekhilafahan Turki yang pernah menguasai sebagian besar Timur Tengah, gagal menaklukkan Yaman.
Alih-alih, Saudi kini telah kehilangan sejumlah wilayahnya yang dikuasai pasukan Yaman.
"Pada hari Sabtu (12 Desember), pasukan Yaman menguasai Desa Almhjm dan Desa Alser di Provinsi Jizan Province. Selain itu mereka juga menduduki empat pangkalan militer Saudi di provinsi Saudi itu," demikian tulis media Iran Press TV, mengutip laporan media Yaman Al-Masirah TV.
Selain Provinsi Jizan, pasukan reguler Yaman yang dibantu milisi bersenjata Yaman juga telah menguasai sejumlah kota di Provinsi Najran dan Provinsi Ma�arib, Saudi Arabia.(ca)
Saudi Kelabakan Cari Jalan Keluar dari Yaman
Reviewed by mm
on
06:42:00
Rating: