Turki di Ambang Perang Saudara
Indonesian Free Press -- Apa yang kau cari, Erdogan? Dua tahun sudah orang-orang Kurdi sudah meletakkan senjatanya dan menjalani proses asimilasi politik di Turki, mengikuti pemilu dan terlibat dalam proses politik Turki dengan damai. Namun tiba-tiba saja, seiring kegagalan petualanganmu di Suriah, engkau menciptakan perang saudara dengan menyerang orang-orang Kurdi di negaramu hingga ke negara tetanggamu Irak dan Suriah.
"Ini adalah perang saudara dan pemerintah Turki telah mendeklarasikan perang kepada negara Kurdi!" Demikian 'cuitan' Wakil Komandan Milisi Kurdi di Turki (PKK), Karayilan, di akun Tweeter baru-baru ini.
Puluhan pejuang Kurdi dan pasukan Turki tewas dalam pertempuran di wilayah Tenggara Turki minggu ini, dan bayang-bayang perang sipil semakin kentara dari hari ke hari. Apalagi ditambah dengan retorika perang oleh para pejabat Turki.
"Operasi-operasi militer yang dijalankan Tentara Turki, 'gendarmerie' dan polisi akan berlanjut di wilayah ini, dengan intensitas tinggi hingga keamanana bisa ditegakkan," kata kepala staff militer Turki.
Lebih dari 100 pejuang PKK telah tewas dalam pertempuran minggu ini di Provinsi Sirnak, demikian laporan-laporan media Turki. Dalam operasi militer besar-besaran yang dilancarkan Turki pada hari Selasa (15 Desember) 2 tentara tewas dan 23 lainnya terluka.
"Jika kita amati pergerakan-pergerakan ini, kita akan mengetahui bahwa kotak Pandora telah dibuka dan kita bisa pastikan kedua pihak tengah berjalan ke perang saudara,� tulis Metin Gurcan di media yang berbasis di Amerika, Al Monitor, minggu ini.
Sebelum melancarkan operasi 'anti-PKK' di Cizre, Silopi, dan tempat-tempat lain di wilayah Kurdi-Turki, pemerintah maupun PKK telah mengingatkan warga untuk mengungsi. Kini tempat-tempat ini telah berubah menjadi ajang perang.
Semsettin (45 tahun), warga kota Silopi, menuturkan kepada BBC, seperti dilansir media Inggris itu hari Kamis (17 Desember), bahwa keluarganya terbangun pada Rabu malam (16 Desember) karena bunyi ledakan dan tembak-menembak. Mereka pun langsung masuk ke lubang perlindungan.
Karena keluarga itulah satu-satunya yang memiliki lubang perlindungan di perkampungan, 25 orang tetangga turut menumpang di tempat berukuran hanya 3,5 meter persegi.
"Tidak ada listrik, udara dingin dan anak-anak sangat menderita karena tidak ada makanan maupun susu," kata Semsettin.
Setelah dua hari operasi militer di wilayah itu, Turki mengklaim berhasil menyita berton-ton bahan peledak dan ribuan senjata milik gerilyawan Kurdi, demikian media Turki Anadolu Agency melaporkan.
Gerilyawan Kurdi tidak hanya bersembunyi di lubang perlindungan, namun kini telah mengubah strategi peperangan untuk menghadapi pasukan Turki yang kuat persenjataannya.
�Di masa lalu, pejuang-pejuang veteran PKK yang diperkuat dengan pejuang-pejuang muda menerapkan strategi �datang-koordinasi-pergi'," tulis Metin Gurcan di Al Monitor.
"Namun ketika para pejuang itu dilengkapi dengan rudal-rudal canggih anti-tank seperti Milan, Kornet dan TOW serta rudal jinjing anti-pesawat, itu akan mengubah seluruh pola peperangan," tambahnya.
Laporan-laporan menyebutkan bahwa kelompok PKK telah mengambil alih toritas keuangan di wilayah yang mereka kuasai di tenggara Turki demi mengantisipasi konflik senjata yang berkepanjangan. Para ahli pun percaya, konflik kali ini akan mengarah ke perang saudara yang sangat berdarah, mengingat bahwa etnis Kurdi mencapai 20% populasi Turki dan mereka sangat militan dalam mendukung PKK.
PKK telah terlibat perang saudara melawan otoritas Turki sebanyak dua kali dalam upayanya meraih kemerdekaan bagi etnis Kurdi, dengan jumlah korban mencapai 5.000 tentara Turki dan lebih dari 40.000 warga Kurdi yang tewas selama konflik tahun 1984-1999 dan 2004-2012.(ca)
"Ini adalah perang saudara dan pemerintah Turki telah mendeklarasikan perang kepada negara Kurdi!" Demikian 'cuitan' Wakil Komandan Milisi Kurdi di Turki (PKK), Karayilan, di akun Tweeter baru-baru ini.
Puluhan pejuang Kurdi dan pasukan Turki tewas dalam pertempuran di wilayah Tenggara Turki minggu ini, dan bayang-bayang perang sipil semakin kentara dari hari ke hari. Apalagi ditambah dengan retorika perang oleh para pejabat Turki.
"Operasi-operasi militer yang dijalankan Tentara Turki, 'gendarmerie' dan polisi akan berlanjut di wilayah ini, dengan intensitas tinggi hingga keamanana bisa ditegakkan," kata kepala staff militer Turki.
Lebih dari 100 pejuang PKK telah tewas dalam pertempuran minggu ini di Provinsi Sirnak, demikian laporan-laporan media Turki. Dalam operasi militer besar-besaran yang dilancarkan Turki pada hari Selasa (15 Desember) 2 tentara tewas dan 23 lainnya terluka.
"Jika kita amati pergerakan-pergerakan ini, kita akan mengetahui bahwa kotak Pandora telah dibuka dan kita bisa pastikan kedua pihak tengah berjalan ke perang saudara,� tulis Metin Gurcan di media yang berbasis di Amerika, Al Monitor, minggu ini.
Sebelum melancarkan operasi 'anti-PKK' di Cizre, Silopi, dan tempat-tempat lain di wilayah Kurdi-Turki, pemerintah maupun PKK telah mengingatkan warga untuk mengungsi. Kini tempat-tempat ini telah berubah menjadi ajang perang.
Semsettin (45 tahun), warga kota Silopi, menuturkan kepada BBC, seperti dilansir media Inggris itu hari Kamis (17 Desember), bahwa keluarganya terbangun pada Rabu malam (16 Desember) karena bunyi ledakan dan tembak-menembak. Mereka pun langsung masuk ke lubang perlindungan.
Karena keluarga itulah satu-satunya yang memiliki lubang perlindungan di perkampungan, 25 orang tetangga turut menumpang di tempat berukuran hanya 3,5 meter persegi.
"Tidak ada listrik, udara dingin dan anak-anak sangat menderita karena tidak ada makanan maupun susu," kata Semsettin.
Setelah dua hari operasi militer di wilayah itu, Turki mengklaim berhasil menyita berton-ton bahan peledak dan ribuan senjata milik gerilyawan Kurdi, demikian media Turki Anadolu Agency melaporkan.
Gerilyawan Kurdi tidak hanya bersembunyi di lubang perlindungan, namun kini telah mengubah strategi peperangan untuk menghadapi pasukan Turki yang kuat persenjataannya.
�Di masa lalu, pejuang-pejuang veteran PKK yang diperkuat dengan pejuang-pejuang muda menerapkan strategi �datang-koordinasi-pergi'," tulis Metin Gurcan di Al Monitor.
"Namun ketika para pejuang itu dilengkapi dengan rudal-rudal canggih anti-tank seperti Milan, Kornet dan TOW serta rudal jinjing anti-pesawat, itu akan mengubah seluruh pola peperangan," tambahnya.
Laporan-laporan menyebutkan bahwa kelompok PKK telah mengambil alih toritas keuangan di wilayah yang mereka kuasai di tenggara Turki demi mengantisipasi konflik senjata yang berkepanjangan. Para ahli pun percaya, konflik kali ini akan mengarah ke perang saudara yang sangat berdarah, mengingat bahwa etnis Kurdi mencapai 20% populasi Turki dan mereka sangat militan dalam mendukung PKK.
PKK telah terlibat perang saudara melawan otoritas Turki sebanyak dua kali dalam upayanya meraih kemerdekaan bagi etnis Kurdi, dengan jumlah korban mencapai 5.000 tentara Turki dan lebih dari 40.000 warga Kurdi yang tewas selama konflik tahun 1984-1999 dan 2004-2012.(ca)
Turki di Ambang Perang Saudara
Reviewed by mm
on
06:38:00
Rating: