Liputan6online.com Edisi Rabu 24 Februari 2016
Liputan6online.com Edisi Rabu 24 Februari 2016 |
Utamakan Kepentingan Bangsa
Pembahasan RUU Pengampunan Pajak Belum Jelas
JAKARTA, Liputan6online.com �Program pengampunan pajak yang diharapkan menjadi sumber tambahan pendapatan negara merupakan pertaruhan sistem perpajakan nasional. Program itu harus dipastikan memberikan manfaat optimal kepada negara dengan ongkos minimal, termasuk ongkos politik.
Masalah ongkos politik ini muncul karena program pengampunan pajak dikhawatirkan dikaitkan dengan penundaan rencana revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengampunan Pajak yang akan menjadi dasar hukum pelaksanaan program pengampunan pajak masuk dalam Program Legislasi Nasional 2016 bersama sejumlah UU lain, seperti revisi UU KPK. Jika revisi UU KPK menjadi inisiatif DPR, RUU Pengampunan Pajak merupakan inisiatif pemerintah.
VEKTOR PENYAKIT
Lingkungan Berubah, Penyakit Bertambah
JAKARTA, Liputan6online.com �Perubahan lingkungan akibat pembangunan bisa memicu meluasnya penyakit yang ditularkan melalui pembawa virus, seperti nyamuk. Selain itu, perubahan pola iklim juga menyebabkan perubahan fisiologi dan perilaku vektor sehingga mempersulit pemberantasan.
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Umar Fahmi Achmadi, Selasa (23/2), di Jakarta, habitat ekosistem yang berubah menyebabkan beberapa komponen ekosistemnya bisa tetap atau malah bertambah. �Saat lingkungan berubah, ada mekanisme kesetimbangan ekologi baru. Sampai kini belum sepenuhnya bisa dipelajari,� ujarnya.
Perubahan lingkungan akibat pembangunan memunculkan habitat baru. Daerah yang semula rawa dan disulap menjadi perumahan, misalnya, merupakan habitat baru nyamuk Aedes aegypti yang membutuhkan genangan air bersih. �Jenis nyamuk itu membawa virus dengue, Zika, dan chikungunya,� kata Umar yang juga mantan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.
Gerhana Matahari Total
Pesta di Daerah Bersanding Galau Wisatawan
Gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 tinggal dua minggu lagi. Sejumlah daerah berupaya menyambut kedatangan wisatawan. Namun, sebagian wisatawan justru masih kesulitan mencari akomodasi dan tiket menuju sejumlah daerah yang dilintasi jalur totalitas gerhana.
Sejak pertengahan Februari lalu, Ratna (34), yang bekerja di salah satu instansi pemerintah, kesulitan mencari tiket sesuai tanggal yang diinginkan rekan-rekannya untuk mengamati gerhana matahari total (GMT) di Ternate, Maluku Utara. �Bahkan, beberapa waktu sebelumnya, tiket pesawat untuk tanggal tertentu yang dibeli melalui situs daring selalu tidak ada penerbangan,� katanya, Selasa (23/2).
Kondisi itu membuat Ratna dan teman-temannya dihadapkan pada kondisi sulit, memilih maskapai yang kurang nyaman atau memperpanjang waktu kunjungan ke Ternate. Oleh karena izin dari kantor terbatas, kekurangnyamanan pun dipilih.
Liputan6online.com Edisi Rabu 24 Februari 2016
Reviewed by mm
on
15:53:00
Rating: